indonesia English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 04 Oktober 2010

Ilmuwan Gantikan Transistor dari Silikon ke Nanotube


PDF Print E-mail
Written by Admin Website Fisika Undip   
Monday, 14 June 2010

Para ilmuwan melihat kemungkinan penggantian silikon pada transistor di komputer dengan nanotube karbon. Dipercaya teknologi ini akan menjadikan komputer semakin cepat.

Adalah ilmuwan Johannes Svensson dari Departemen Fisika di University of Gothenburg telah menyelidiki pembuatan dan penggunaan nanotube karbon dalam tesis PhD-nya.

"Tadinya saya tidak percaya bahwa hal itu akan lebih murah untuk membangun transistor dengan bahan lain selain silikon, tetapi nanotube karbon dapat digunakan untuk menghasilkan komponen yang lebih kecil dan lebih cepat. Teknologi ini juga akan menghasilkan komputer yang mengonsumsi sedikit energi.

Perkembangan luar biasa dari industri komputer telah terjadi setelah penemuan sirkuit terpadu atau transistor di tahun 1950-an, yang merupakan komponen paling penting dari semua prosesor, yang menjadikannya menjadi semakin cepat. Bahan semikonduktor yang paling umum dalam transistor adalah silikon karena murah dan mudah untuk diproses. Namun silikon memiliki keterbatasan.

Ukuran transistor dari silikon mempengaruhi dalam meningkatkan kecepatan komputer, masalah timbul lainnya adalah peningkatan konsumsi energi dan variasi yang besar pada properti transistor.

Dengan melakukan pertukaran silikon dalam saluran dengan nanotube karbon, transistor dapat dibuat baik, lebih kecil dan lebih cepat dari transistor saat ini.

Nanotube merupakan molekul karbon berbentuk silinder berongga dengan diameter sekitar satu nanometer yang terdiri dari karbon murni.

"Karbon nanotube tumbuh secara acak dan tidak mungkin untuk mengendalikan baik posisi mereka atau arah. Oleh karena itu saya telah menerapkan medan listrik untuk memandu tabung saat mereka tumbuh," sebut Svensson.

Masalah lain yang harus diselesaikan saat nanotube terintegrasi ke dalam rangkaian yang lebih besar adalah sulitnya manufaktur kontak logam yang baik untuk tabung.

Penelitian Svensson telah menunjukkan bahwa sifat kontak tergantung pada diameter nanotube. Memilih diameter yang benar akan memungkinkan kontak yang baik dengan resistansi rendah yang akan dicapai.

Cara merubah Sampah Menjadi Energi Listrik


PDF Print E-mail
Written by Admin Website Fisika Undip   
Monday, 14 June 2010
Sampah memang menjadi masalah di kota - besar di seluruh dunia.  Khususnya di indonesia seperti menumpuknya sampah dijalan – jalan  protokol kota bandung. Belum lagi konflik antara pemerintah dengan warga  masyarakat yang lokasinya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA).

Di negara negara maju seperti Denmark, Swis, Amerika dan Prancis. Mereka  telah memaksimalkan proses pengolahan sampah. Tidak hanya mengatasi bau  busuk saja tapi sudah merobah sampah - sampah ini menjadi energi  listrik. Khusus di Denmark 54 % sampah di robah menjadi energi listrik. Teknologi pengolahan sampah ini untuk menjadi energi listrik pada  prinsinya sangat sederhana sekali yaitu:
  • Sampah di bakar sehingga menghasilkan panas (proses konversi thermal)
  • Panas dari hasil pembakaran dimanfaatkan untuk merubah air menjadi uap dengan bantuan boiler
  • Uap bertekanan tinggi digunakan untuk memutar bilah turbin
  • Turbin dihubungkan ke generator dengan bantuan poros
  • Generator menghasilkan listrik dan listrik dialirkan kerumah - rumah atau ke pabrik.

Proses Konversi Thermal


Proses  konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu insinerasi,  pirolisa, dan gasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik. Prosesnya sendiri merupakan  reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan oksigen.

Pembangkit listrik tenaga sampah yang banyak digunakan saat ini  menggunakan proses insenerasi salah satu contohnya adalah lihat diagram  disamping.

Sampah dibongkar dari truk pengakut sampah dan diumpankan ke inserator. Didalam  inserator sampah dibakar. Panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran  digunakan untuk merubah air menjadi uap bertekanan tinggi. Uap dari  boiler langsung ke turbin Sisa pembakaran seperti debu diproses lebih  lanjut agar tidak mencemari lingkungan (truk mengangkut sisa proses pembakaran).

Teknologi pengolahan sampah ini memang lebih menguntungkan dari  pembangkit listrik lainnya. Sebagai ilustrasi : 100.000 ton sampah  sebanding dengan 10.000 ton batu bara. Selain mengatasi masalah polusi  bisa juga untuk menghasilkan energi berbahan bahan bakar gratis juga  bisa menghemat devisa.