Written by Admin Website Fisika Undip | |
Monday, 14 June 2010 | |
Para ilmuwan melihat kemungkinan penggantian silikon pada transistor di komputer dengan nanotube karbon. Dipercaya teknologi ini akan menjadikan komputer semakin cepat. Adalah ilmuwan Johannes Svensson dari Departemen Fisika di University of Gothenburg telah menyelidiki pembuatan dan penggunaan nanotube karbon dalam tesis PhD-nya. "Tadinya saya tidak percaya bahwa hal itu akan lebih murah untuk membangun transistor dengan bahan lain selain silikon, tetapi nanotube karbon dapat digunakan untuk menghasilkan komponen yang lebih kecil dan lebih cepat. Teknologi ini juga akan menghasilkan komputer yang mengonsumsi sedikit energi. Perkembangan luar biasa dari industri komputer telah terjadi setelah penemuan sirkuit terpadu atau transistor di tahun 1950-an, yang merupakan komponen paling penting dari semua prosesor, yang menjadikannya menjadi semakin cepat. Bahan semikonduktor yang paling umum dalam transistor adalah silikon karena murah dan mudah untuk diproses. Namun silikon memiliki keterbatasan. Ukuran transistor dari silikon mempengaruhi dalam meningkatkan kecepatan komputer, masalah timbul lainnya adalah peningkatan konsumsi energi dan variasi yang besar pada properti transistor. Dengan melakukan pertukaran silikon dalam saluran dengan nanotube karbon, transistor dapat dibuat baik, lebih kecil dan lebih cepat dari transistor saat ini. Nanotube merupakan molekul karbon berbentuk silinder berongga dengan diameter sekitar satu nanometer yang terdiri dari karbon murni. "Karbon nanotube tumbuh secara acak dan tidak mungkin untuk mengendalikan baik posisi mereka atau arah. Oleh karena itu saya telah menerapkan medan listrik untuk memandu tabung saat mereka tumbuh," sebut Svensson. Masalah lain yang harus diselesaikan saat nanotube terintegrasi ke dalam rangkaian yang lebih besar adalah sulitnya manufaktur kontak logam yang baik untuk tabung. Penelitian Svensson telah menunjukkan bahwa sifat kontak tergantung pada diameter nanotube. Memilih diameter yang benar akan memungkinkan kontak yang baik dengan resistansi rendah yang akan dicapai. |
Senin, 04 Oktober 2010
Ilmuwan Gantikan Transistor dari Silikon ke Nanotube
Cara merubah Sampah Menjadi Energi Listrik
Written by Admin Website Fisika Undip | |
Monday, 14 June 2010 | |
Sampah memang menjadi masalah di kota - besar di seluruh dunia. Khususnya di indonesia seperti menumpuknya sampah dijalan – jalan protokol kota bandung. Belum lagi konflik antara pemerintah dengan warga masyarakat yang lokasinya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA). Di negara negara maju seperti Denmark, Swis, Amerika dan Prancis. Mereka telah memaksimalkan proses pengolahan sampah. Tidak hanya mengatasi bau busuk saja tapi sudah merobah sampah - sampah ini menjadi energi listrik. Khusus di Denmark 54 % sampah di robah menjadi energi listrik. Teknologi pengolahan sampah ini untuk menjadi energi listrik pada prinsinya sangat sederhana sekali yaitu:
Proses Konversi Thermal Proses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu insinerasi, pirolisa, dan gasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik. Prosesnya sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan oksigen. Pembangkit listrik tenaga sampah yang banyak digunakan saat ini menggunakan proses insenerasi salah satu contohnya adalah lihat diagram disamping. Sampah dibongkar dari truk pengakut sampah dan diumpankan ke inserator. Didalam inserator sampah dibakar. Panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran digunakan untuk merubah air menjadi uap bertekanan tinggi. Uap dari boiler langsung ke turbin Sisa pembakaran seperti debu diproses lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan (truk mengangkut sisa proses pembakaran). Teknologi pengolahan sampah ini memang lebih menguntungkan dari pembangkit listrik lainnya. Sebagai ilustrasi : 100.000 ton sampah sebanding dengan 10.000 ton batu bara. Selain mengatasi masalah polusi bisa juga untuk menghasilkan energi berbahan bahan bakar gratis juga bisa menghemat devisa. |
Langganan:
Postingan (Atom)